!-- SCM Music Player http://scmplayer.net --> expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

ASRAMA

ASRAMA
WELCOME!!! Haloo semuanya... Makasi udah mau mampir di blog ini. Nama blog? Kalian pasti tanya-tanya apa sih artinya Asrama? Kenapa blog ini namanya Asrama? Jadi gini nihhh,, Asrama itu sebenernya singkatan dari "Apalah Arti Sebuah Nama yang Penting Kita Bersama". Hehehe Kenapa kita namain seperti itu? Karna tujuan blog ini adalah kebersamaan. Bersama berbagi informasi, pengetahuan dan kasih sayang. Intinya, ntah siapapun nama kita, darimanapun budaya kita, yang penting kita bersama :)

Senin, 20 Oktober 2014

SOSOK (1)

Dimas Iqbal dan Tunggul Puji

MEMBAGI ILMU SECARA CUMA-CUMA


"Pengalaman pernah disuruh pulang lantaran belum membayar biaya kursus waktu SMA tidak membuat Dimas Iqbal (25) patah arang. Beberapa tahun kemudian, bersama sang istri, Tunggul Puji (26), ia memiliki keinginan membagikan ilmu kepada masyarakat luas secara cuma-cuma. Baginya pendidikan tidak bisa di aplikasikan".

Keinginan Dimas akhirnya terwujud. Kini lebih dari 100 anak telanh mengenal bahasa asing melalui Sekolah Alam Ngelmu Pring yang ia rintis. Di tempat seluas 300 meter persegi yang ia sebut pedepokan itulah 30-40 anak menimba ilmu setiap Sabtu sore dan Minggu pagi. Pedepokan Ngelmu Pring berada tepat di bibir tebing anak Sungai Berantas di jalan Patimura III, Batu, Jawa Timur.

Kondisi kelas sangat sederhana. Sebuah rak berisi buku, televisi, papan tulis, dan beberapa lukisan karya siswa. Suasan ruang semiterbuka itu makin nyman oleh beberapa bunga dalam pot yang juga ditanam oleh siswa.

Dimas dan Puji dibantu oleh sejumlah rekan satu almamater untuk memperkenalkan bahasa asing melalui kegiatan yang dinamai kampung Inggris, Perancis, Jepang. " Tiga bahasa itu dipilih karena pengajarnya saat itu memang menguasai tiga bahasa. Kegiatan itu sendiri dilakukan penuh selama dua pekan".

Nama Ngelmu pring sendiri disematkan karena tempat belajar ada di bawah rumpun bambu. Pring merupakan bahasa jawa dari bambu. Jadi, makna harifiah "Ngelmu Pring" adalah menuntut ilmu dibawah bambu.


Hingga kini ada sekitar 40 pengajar yang terlibat di Ngelmu Pring. Mereka berasal dari sejumlah Universitas di Malang dengan latar belakang yang berbeda. Ada dosen, mahasiswa, dan swasta. Selain orang lokal, ada pula sejumlah orang asing yang sempat membantu mengajar di Ngelmu Pring.  Ngelmu Pring di bagi dua bagian kelompok besar, yakni kelas A untuk anak usia kurang dari 12 tahun dan kelas B untuk anak SMP-SMA. Siswa tidak hanya diajarka bahasa asing tetapi mereka diajarkan juga untuk berwirausaha.

Saat ini dimas mempunyai keinginan untuk membuat sebuah akademi bahasa, ia juga mengharapkan akademi ini dapat diakses masyarakat secara cuma-cuma sepertim Ngelmu Pring. Jika akademi ini terwujud nantinya, akan menjadi akademi pertama di Indonesia yang menerapkan cara seperti itu.


Aprilia Taradhita Putri
1801407133
La64

Sumber: Koran Kompas (Senin, 20 Oktober 2014)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Do it now, sometimes "later" becomes "never"